Wednesday, August 11, 2010

TITIPAN BUAT ADAM DAN HAWA


Adam…

Kau bilang dirimu hebat dan kuat ibarat pahlawan,

Gagah perkasa seperti Badang,

Kau gunakan Hawa sebagai umpan,

Untuk membuktikan kelelakianmu yang hanya temberang.

Hawa…

Kau bangga dengan kecantikan lahiriah yang ada padamu,

Kau sanjung tinggi Adam yang terpikat dengan keindahan rupamu,

Kau tersenyum manis saat Adam melihat lenggok tubuhmu,

Tapi kau marah dan benci bila ada segelintir Adam yang menegurmu.

Adam…

Kadangkala kekacakan yang ada padamu,

Bisa membuat Hawa lemah dan cair ibarat ais terkena api,

Hati yang rapuh mudah luluh dan tunduk pada nafsu,

Jiwa yang halus mudah pula jatuh hati.

Hawa…

Iblis menggunakanmu sebagai umpan untuk memerangkap Adam,

Kau harus ambil kesempatan ini untuk memperdayakan Iblis,

Selamatkanlah Adam dari cengkaman api yang tidak akan terpadam,

Jatuhkanlah musuh Islam dengan akal satumu yang genius.

Adam…

Kata-kata manis nistamu bisa menggoda hati Hawa,

Senyum nakalmu membuatkan Hawa semakin suka,

Lembutmu dalam berkata membuatkan Hawa senang mendekatimu,

Sikap prihatinmu membuat Hawa tergilakan perhatianmu.

Hawa…

Sikapmu yang tidak endah menjadikan Adam berani terhadapmu,

Berani mengambil kesempatan untuk menyentuh maruahmu,

Ketidaktegasanmu membuatkan Adam semakin suka akan dirimu,

Hingga kau pun hanyut dalam dunia cinta palsu.

Adam…

Kau bilang akalmu sembilan mengalahkan nafsumu yang satu,

Gunakanlah akalmu itu untuk mendidik nafsumu yang boleh membinasakan Hawa,

Cerdikkanlah akalmu itu dengan berjihad menentang nafsumu,

Agar Hawa terpelihara sentiasa dalam jagaan taqwa.


Hawa…

Lenggok tubuhmu bisa membuat Adam terpaku dan mata menjadi sepi,

Lembut suaramu bisa mencairkan hati lelaki Adam,

Longgarkanlah pakaianmu agar tubuhmu tertutup rapi,

Tegaskanlah suaramu supaya syaitan tidak berpeluang merasuk Adam.

Oleh itu Adam…

Bersikap tegaslah dengan Hawa dalam setiap urusanmu,

Kau harus kuat dan sabar dalam membimbing Hawa yang semakin liar,

Kau harus teruskan perjuanganmu menentang hawa nafsumu,

Agar nafsu Hawa tidak terus-terusan menular.

Adam…

Hawa meminta agar kau bersikap tegas dan berani,

Supaya Hawa takut untuk menggoda dan mendekati,

Supaya syaitan tidak membisikkan godaan nafsu durjana,

Agar kau bisa menjadi pemimpin dan ketua yang diidami Hawa.

Begitu juga Hawa…

Mahalkanlah senyummu yang bisa menawan hati lelaki,

Jagalah dan peliharalah aurat dan maruah dirimu,

Untuk membentengi nafsu yang sangat dibenci,

Agar kau suci terpelihara saat Adam menyuntingmu.

Hawa…

Adam mudah cair dengan keanggunan wajahmu,

Namun…itu bukanlah yang Adam harapkan,

Adam mengharapkan Hawa yang berpegang teguh pada agama sebagai penyuci kalbu,

Adam juga menginginkan Hawa yang sopan dan memelihara aurat dalam berpakaian.







DAN












Untukmu Adam :
Jadilah Adam yang berpendidikan tinggi dalam agama yang bisa membimbing Hawa dari menjadi mangsa godaan syaitan dan nafsu yang boleh membinasakan. Jadilah Adam yang murah dengan kata-kata nasihat dan teguran yang boleh memperbaiki Hawa. Jadilah Adam yang sentiasa berjuang menentang nafsu dan memelihara maruah diri untuk orang tercinta yang sah bergelar isteri. Jadilah juga Adam yang boleh menjadi ketua keluarga, imam dalam solat berjemaah dan pemimpin agama seperti yang diingini oleh Hawa.

Untukmu Hawa :

Jadilah Hawa yang tinggi dengan didikan agama, merendah diri dengan akhlak terpuji dan baik hati. Jadilah Hawa yang menjaga aurat dan maruah diri dari sewenang-wenangnya dilihat ajnabi. Jadilah Hawa yang sentiasa haus akan ilmu nasihat dan teguran sebagai persiapan menjadi Hawa yang solehah untuk seorang yang sah bergelar suami. Jadilah juga seorang Hawa yang bisa menjadi anak, ibu dan isteri yang solehah serta hamba Allah yang beriman dan bertaqwa seperti yang diidamkan oleh Adam.

corat-coret..

Bismillahirrahmanirrahim.....

Sudah lama blog ini bersawang... mungkin kerana batasan waktu yang tidak mengizinkan.....Kehidupan ini adalah permainan dalam pelbagai adegan yang mencabar dan penuh dugaan serta ujian Allah. Sesungguhnya segala dugaan bertujuan menguji kesabaran dan tahap keimanan seseorang hamba. Apabila terujinya seseorang hamba, maka segala mehnah dari-Nya itu adalah sebagai penghapus dosa yang menggantikan hukuman di akhirat kelak. Kadang kala apabila diuji, kita merasa cukup kuat dan kental jiwa untuk menempuh segala dugaan yang mendatang, namun ada masanya pula kita cukup lemah dan merasa hampir rebah dalam perjuangan meniti kehidupan. Ada kalanya kita berupaya melepasi ujian itu, namun ada kalanya juga kita merasakan tidak berupaya menghadapinya lantas merungut dengan apa yang berlaku.

Sesungguhnya tidak kita nafikan, ada ketika kita tidak mampu mengelak daripada menghadapi tekanan dalam menjalani kehidupan. Pelbagai tekanan dihadapi menyebabkan kita hilang semangat dalam menempuh cabaran dan dugaan yang datang silih berganti atau secara bertimpa-timpa. Lihatlah betapa lemah dan kerdilnya kita, begitu cepat hilang pergantungan sedangkan Allah sedang menduga. Ujian yang dihadapi oleh manusia di dunia ini adalah dalam dua bentuk iaitu sama ada kesusahan atau kesenangan. Kedua-dua ujian itu benar-benar menguji kita sebagai hambanya. Ingatlah bahawa kehidupan di dunia yang meliputi kemewahan dengan segala pangkat kebesaran dan kesenangan itu adalah sekadar ujian. Sesungguhnya hanya bagi mereka yang terpedaya yang akan hanyut dengan ujian ini.

Sedangkan dugaan kesusahan dan kesengsaraan di dunia pula, kadang membuatkan kita rasa lemah dan putus asa. Kadang kita seringkali mengeluh dengan apa yang ditetapkan untuk kita, dan seringkali jua kita persoalkan itu dan ini tentang takdir yang telah tertulis olehNya. Apakah dengan penerimaan sebegini kita fikir kita cukup redha dengan ketentuanNya? Kadang kala pula kita seringkali merumuskan itu dan ini tentang ketetapanNya.

'Jikalau dugaan ini tiada, sudah tentu aku begini...'
'Jikalau ini tidak terjadi sudah tentu aku begitu.... '

Apakah kita fikir kita lebih tahu dari Dia yang menciptakan kita? Dan apakah kita fikir kita sebenarnya lebih tahu apa yang terbaik untuk kita?

Subhanallah. Maha suci Allah... !
Sudah tentu kita hamba yang kerdil ini tidak tahu apa-apa berbanding Dia yang Maha Sempurna.. Namun tanpa kita sedari segala persoalan yang timbul dibenak kita sebenarnya telahpun terjawab dalam Kalam Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan sesuatu, maka Dia juga Maha Mengetahui persoalan yang bakal timbul di fikiran hambaNya. Maka Dia lebih dahulu menjawab persoalan itu dalam ayat-ayatNya.

Inilah jawapan Allah tehadap persoalan yang kadangkala timbul dalam hidup kita.


Ya Allah... kenapa semua ini terjadi padaku?

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (Surah Al-Baqarah : 216)

Ya Allah.. kenapa terlalu berat ujian ini?

"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan Kesanggupannya." (Al-Baqarah : 286)

Ya Allah.... terasa kehidupan ini sudah tiada maknanya lagi bagiku.

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." (Ali Imraan : 139)

"... ..dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (Yusuf : 87)

Ya Allah... bagaimana harus kuhadapi semua ini?

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk" (Al-Baqarah : 45)

Ya Allah... apa yang akan kudapat daripada semua ini?

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka..(At-Taubah : 111)

Ya Allah.... kepada siapa harus ku berharap?

"Cukuplah ! Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal." (Surah At-Taubah : 129)

Ya Allah...berimankah aku?

"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta? (Al-Ankabut : 2-3)

Renungi dan redhalah terhadap ketentuan Allah. Pasti tersingkap hikmah yang tersembunyi di sebalik setiap ujian-Nya. Bersabarlah duhai hati. Moga kita menjadi hamba yang Redha dan diredhai-Nya.